بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Innal hamda lillahi, nahmaduhu wa
nasta’inuhu wa nastaghfiruhu.
Sungguh
segala puji hanyalah milik Allah, dan kita senantiasa memuja dan memuji-Nya,
memohon pertolongan hanya kepada-Nya dan memohon ampun atas dosa-dosa
yang kita lakukan.
Wa na’udzubillahi min suruuri anfusinaa wa min sayyi’ati a’malina. Dan kita berlindung kepada Allah Tabaroka Ta'alla dari kejahatan jiwa kita dan keburukan amal perbuatan kita yang kita sendiri tak pernah tahu akibat daripadanya.
Man yahdihillahu fa laa yudhillalahu ma wan yudhlil fa laa haadiyalahu.
Wa na’udzubillahi min suruuri anfusinaa wa min sayyi’ati a’malina. Dan kita berlindung kepada Allah Tabaroka Ta'alla dari kejahatan jiwa kita dan keburukan amal perbuatan kita yang kita sendiri tak pernah tahu akibat daripadanya.
Man yahdihillahu fa laa yudhillalahu ma wan yudhlil fa laa haadiyalahu.
Barangsiapa
dikarunikan petunjuk Allah Subhanallahu Wata'alla maka tidak ada satu orang
pun manusia yang dapat menyesatkan dia, beribu preman datang untuk
menyesatkan dan memindahkan langkahnya dari jalan kebenaran maka sedikitpun langkahnya
tidak akan tergerakkan, kecuali bila Allah mengijinkannya. Dan sebaliknya
barangsiapa yang tersesat dalam kehidupan ini, maka tidak ada satu pun
manusia yang dapat mengembalikan dia kepada hidayah kecuali Allah
Ta'alla.
Oleh sebab itu dalam setiap shalat kita, kita senantiasa memohon kepada Allah Tabaroka Wata'alla dengan mengucapkan اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ tunjukkan kepada kami ya Allah bimbinglah kami kepada jalan yang lurus.
Karna
kita memang tak pernah tahu, apakah kini tatkala kita sedang dalam
kondisi iman yang baik sementara nanti sore, sebagian dari kita sudah
tidak lagi beriman. Oleh karena itu, ingatlah sabda Rasulullah -صلى الله عليه وسلم :
" بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا"
Bersegeralah kalian untuk beramal, sebelum datang fitnah-fitnah yang
seperti potongan gelapnya malam. (karena dahsyatnya fitnah tersebut)
sehingga di pagi hari seorang itu mukmin, dan di sore harinya sudah
kafir. Dan (adapula) yang di sore hari dia mukmin, lalu di pagi harinya
dia kafir.......
(HR. Muslim no. 328 dari Abu Hurairah)
Oleh karena itu marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di tetapkan dalam agama-Nya.
Asyhadu anla ilaaha illAllah wah dahu lasyarikallah Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa Rasuulullah
(HR. Muslim no. 328 dari Abu Hurairah)
Oleh karena itu marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di tetapkan dalam agama-Nya.
Asyhadu anla ilaaha illAllah wah dahu lasyarikallah Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa Rasuulullah
Aku bersaksi bahwasanya tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar kecuali Allah dan tidak ada yang pantas mendapatkan pengabdian kita
tiada yang layak mendengar do'a dan rintihan kita selain Allah عزّوجلّ semata,
Dia Yang Esa dan sungguh tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan
Rasul-Nya, yang diutus ke muka bumi ini untuk menancapkan pilar-pilar
Tauhid dan mengajarkan kepada umat syariat Allah. Semoga shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada beliau Nabi Shalallahu
‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat kelak.
Kurang lebih 1436 tahun yang lalu terjadi suatu peristiwa besar yang selalu diingat oleh setiap kaum muslim, yaitu peristiwa hijrahnya nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم . Dan rangkaian peristiwa itu dimulai 13 tahun sebelumnya, yaitu saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم pertama kali menerima wahyu ketika sedang berkhalwat (menyepi) di gua Hira'.
Ketika pertama kali beliau mendapatkan wahyu tersebut, betapa gelisah, cemas dan khawatir hati beliau sehingga seluruh tubuhnya gemetar maka segeralah pulang kepada istri beliau Khadijah binti khuwailid lalu dikatakannya, "selimuti aku.....lekaslah selimuti aku" demi menyaksikan keadaan yang demikian, beliau Rhadiyallahu 'anha begitu khawatir dan segera menyelimuti beliau.
Manakala sudah tenang, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun mulai bercerita bagaimana malam ketika peristiwa itu terjadi beliau melihat cahaya seterang cahaya shubuh dan nampak seseorang yang belum pernah dikenalnya berkata
أبشر يا محمد, أنا جبريل, و أنت رسول الله إلى هذه الأمة
“Gembiralah, ya Muhammad, Saya Jibril dan engkau adalah rasul Allah kepada umat ini.“
Kemudian Jibril mengatakan
اقرأ
"Bacalah !"
Nabi pun menjawab
ما أنا بقارئ
"Saya tidak bisa membaca."
Orang itu yang tak lain adalah jelmaan jibril kemudian memegang beliau dan memeluknya sekeras-kerasnya sambil berkata seperti sebelumnya dan dijawab oleh beliau dengan jawaban yang sama, hal ini pun berlaku beberapa kali. Setelah pelukan yang ketiga atau yang ke sekian, Jibril berkata:
. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
. خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan, yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah mengajar (manusia) dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang ia tidak tahu.“
Setelah menceritakan hal tersebut Rasulullah berkata kepada Khadijah "aku takut akan terjadi sesuatu padaku." Maka Khadijah menjawab. “Demi Allah, tidak akan terjadi apa-apa. Allah tidak akan membuatmu hina, karena engkau adalah yang selalu menyambung silaturahim, engkau suka berderma menolong fakir miskin, menghormati tamu dan membantu orang-orang yang tertimpa musibah serta selalu menegakkan kebenaran”.
Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza, kemudian beliau berkata kepada Waraqah,
"wahai anak pamanku. Dengarkan kabar dari anak saudaramu ini."
Waraqah bertanya kepada Nabi, "Wahai anak saudaraku. Apa yang terjadi atas dirimu?"
Nabi kemudian menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Waraqah lalu berkata, "Inilah Namus(wahyu/jibril), sebagaimana yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa."
Kemudian Waraqah membuat pernyataan " Duhai demi Allah, seandainya aku masih muda ketika kamu diusir oleh kaummu, maka aku akan sekuat-kuatnya membelamu secara mati-matian "
Nabipun tersentak dan bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?"
Waraqah menjawab, "Ya, betul. Belum ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau yang tidak dimusuhi dan di sakiti orang"
[Hadits ke - 3 dari Shahih Bukhari (صحيح البخارى), dalam kitab Bad’il Wahyi (كتاب بدء الوحى) (Permulaan Turunnya Wahyu)]
Dalam hadits diatas Waraqah memberi kesaksian bahwa yang datang
kepada Nabi adalah wahyu. Melalui Namus (malaikat), sebagaimana telah
datang kepada Musa sebelumnya. Dalam kesempatan lain Waraqah juga
mengatakan "Namus Isa" kepada Khadijah. Dan keduanya adalah benar. Ini
juga menjadi bukti bahwa kerasulan Muhammad telah ada dalam kitab suci
sebelumnya sehingga seorang ahli kitab seperti Waraqah yang tidak hanya baik akhlaknya tetapi juga alim bisa mengetahui
tanda-tandanya.
Lalu Waraqah menambahkan keterangan bahwa salah satu resiko kenabian
adalah permusuhan dan pengusiran dari kaumnya. Kelak apa yang
disampaikan waraqah ini benar-benar terbukti, yaitu sebagai awal sebab hijrahnya Nabi. Namun keinginan Waraqah
untuk menolong Nabi tidak bisa dipenuhi sebab tidak berapa lama setelah
itu beliau meninggal dunia.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥✽✽♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Sebagaimana yang disampaikan oleh Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza maka benar adanya, bahwa dalam perjalanan dakwah terbuka beliau
صلى الله عليه وسلم sungguh mendapat rintangan dan tantangan yang besar dari penduduk Mekkah dan akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم beserta para sahabat melakukan hijrah ke Madinah. Sebab dipilihnya Madinah sebagai tujuan Hijrah tak lain adalah wahyu Allah عزّوجلّ sebagaimana tertera dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْلٌ فَذَهَبَ وَهَلِي إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرُ فَإِذَا هِيَ الْمَدِينَةُ يَثْرِبُ
Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat yang ada pohon kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr (Ahsâ`), (namun) ternyata daerah itu adalah Yatsrib(nama asli kota Madinah).
{ HR al-Bukhâri/al-Fath (7/226) dan Imam Muslim (4/1779). Lihat as-Siratun-Nabawiyatush-Shahîhah, hlm. 201}
Keadaan ini (Hijrahnya kaum muslimin) sangat menyakitkan hati kaum kafir Quraisy. Sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya untuk menghalangi kaum muslimin hijrah. Misalnya dengan menahan harta kaum muslimin dan melarang membawanya. Terkadang dengan menahan dan mengurung sebagian anggota keluarga kaum muslimin. Disamping itu, mereka juga melakukan supaya kaum muslimin yang sudah berada di Madinah kembali ke Makkah.
Namun upaya kaum kafir Quraisy ini tidak membuat kaum muslimin bergeming dari niat semula. Mereka benar-benar sudah siap berpisah dengan harta benda miliknya, keluarganya, dan kenikmatan dunia dan penghidupan lainnya yang telah mereka peroleh di Makkah, demi menyambut panggilan aqidah. Bahkan mereka mengadakan sayembara, yaitu barangsiapa dapat membawa kembali Nabi صلى الله عليه وسلم hidup ataupun mati akan mendapat hadiah 100 ekor unta. Dan benar, maka ada satu orang yang berhasil mengejar nabi, dia adalah Suroqoh bin Malik, namun setiap kali mendekat maka Soroqoh terpelanting bersama kudanya, dan ini terjadi sampai tiga kali hingga akhirnya Suroqoh bin Malik menyerah dan berkata "amn...aman..." kemudian beliau menyatakan keimanannya dan masuk Islam. Demikianlah hijrah ini menjadi pijakan pertama berkibarnya panji tauhid.
صلى الله عليه وسلم sungguh mendapat rintangan dan tantangan yang besar dari penduduk Mekkah dan akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم beserta para sahabat melakukan hijrah ke Madinah. Sebab dipilihnya Madinah sebagai tujuan Hijrah tak lain adalah wahyu Allah عزّوجلّ sebagaimana tertera dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْلٌ فَذَهَبَ وَهَلِي إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرُ فَإِذَا هِيَ الْمَدِينَةُ يَثْرِبُ
Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat yang ada pohon kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr (Ahsâ`), (namun) ternyata daerah itu adalah Yatsrib(nama asli kota Madinah).
{ HR al-Bukhâri/al-Fath (7/226) dan Imam Muslim (4/1779). Lihat as-Siratun-Nabawiyatush-Shahîhah, hlm. 201}
Keadaan ini (Hijrahnya kaum muslimin) sangat menyakitkan hati kaum kafir Quraisy. Sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya untuk menghalangi kaum muslimin hijrah. Misalnya dengan menahan harta kaum muslimin dan melarang membawanya. Terkadang dengan menahan dan mengurung sebagian anggota keluarga kaum muslimin. Disamping itu, mereka juga melakukan supaya kaum muslimin yang sudah berada di Madinah kembali ke Makkah.
Namun upaya kaum kafir Quraisy ini tidak membuat kaum muslimin bergeming dari niat semula. Mereka benar-benar sudah siap berpisah dengan harta benda miliknya, keluarganya, dan kenikmatan dunia dan penghidupan lainnya yang telah mereka peroleh di Makkah, demi menyambut panggilan aqidah. Bahkan mereka mengadakan sayembara, yaitu barangsiapa dapat membawa kembali Nabi صلى الله عليه وسلم hidup ataupun mati akan mendapat hadiah 100 ekor unta. Dan benar, maka ada satu orang yang berhasil mengejar nabi, dia adalah Suroqoh bin Malik, namun setiap kali mendekat maka Soroqoh terpelanting bersama kudanya, dan ini terjadi sampai tiga kali hingga akhirnya Suroqoh bin Malik menyerah dan berkata "amn...aman..." kemudian beliau menyatakan keimanannya dan masuk Islam. Demikianlah hijrah ini menjadi pijakan pertama berkibarnya panji tauhid.