Jumat, 08 November 2024

Halaqah 02 | Madzhab Penulis Kitab


Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Ath Thahawi rahimahullah ketika beliau berumur 20 tahun, kita bisa membayangkan kalau belajar dari Imam Al Muzani, ibunya juga sering mendatang Imam Syafi’i maka berarti beliau awalnya ini berada di atas mazhab Al Imam Syafi’i karena biasanya demikian kalau hidup di daerah yang disitu kebanyakan adalah ulama Syafi’i maka biasanya yang berkembang di atas mazhab tersebut sampai sekarang ya dikenal dengan Syafi’iyah, demikian pula negara kita, ketika beliau berumur 20 tahun dan ini adalah waktu yang masih muda ternyata beliau berpindah ke mazhab Abi Hanifah padahal umurnya baru 20 tahun dan sebab berpindahnya bukan karena Ta’asof atau fanatik seperti yang dilakukan oleh kebanyakan dari orang² yang mengaku dia bermazhab.

Diantara sebab beliau berpindah tentunya secara umum, Karena itulah yang menjadi batas keilmuaan beliau artinya setelah beliau membaca mempelajari dan seterusnya Maka menurut beliau dengan ikhtiar beliau beliau menganggap bahwasanya mazhab Al Imam Abu Hanifah ini lebih dekat bukan karena taasub, bukan karena meyakini bahwasanya mazhab Abu Hanifah seluruhnya adalah hak dari awal sampai sementara yang lain adalah bathil, ini tidak dipahami oleh para aimmah yang mereka mempelajari agama dengan baik dan juga benar dari seluruh Madzhab.

Imam yang benar² imam dan ulama yang benar² ulama disebutkan bahwasanya di antara yang menjadikan beliau atau menguatkan beliau untuk berpindah ke mazhab Abu Hanifah beliau sering melihat pamannya yaitu al- Muzani ini sering membaca kitab² Abu Hanif, padahal beliau adalah murid besarnya atau murid seniornya Al Imam Syafi’i.

Ada seseorang yang pernah bertanya kepada Imam Ath Thahawi

لما خالفت مذهب خالك واخترت مذهب أبي حنيفة

kenapa engkau memiliki mazhab Pamanmu Kemudian engkau memiliki mazhab Abu Hanifah?

Kemudian beliau mengatakan,

لأني كنت أرى خالي يديم النظر في كتب أبي حنيفة فلذلك انتقلت إليه

Karena aku dulu melihat pamanku sering membaca kitab² Abu Hanifah oleh karena itu aku berpindah.

Karena melihat pamannya padahal beliau adalah Syafi’i Mazhab Syafi’i ternyata dia membaca kitab² Abu Hanifah ini adalah sebabnya dan ini menunjukkan bahwasanya para ulama meskipun mereka berada di atas mazhab tertentu bukan berarti kemudian mereka tidak membaca kitab² dari mazhab lain misalnya Syafi’i dia tidak mau membaca Al Mughni seorang Syafi’i tidak mau membaca Umdathul fiqh atau sebaliknya, seorang Hambali tidak membaca Al Majmu ini tidak benar, yang demikian adalah termasuk fanatik yang tercela mereka saling mengambil faedah Al Imam Al Muzani ketika beliau membaca kitab² Abu Hanifah mengambil faedah karena kebenaran itu adalah,

ضالة المؤمن حيث وجدها أخذها

Yang namanya kebenaran itu adalah hak dari Rabb, kalau dia mendapatkannya diambil tidak menghalangi Al Imam al-Muzani rahimahullah untuk membaca kitab² yang lain meskipun tidak dikarang oleh para ulama Mazhab Syafi’i dan ini di sana dahulu di Mesir dan mungkin sampai sekarang Allāhualam mazhab ini berkembang Mazhab Syafi’i dengan mazhab Abu Hanifah dan yang seperti ini bukan hanya terjadi pada Al Imam Ath Thahawi rahimahullah, ya tapi juga ada ulama² yang lain yang seperti itu dan itu sesuatu yang biasa ini bukan murtad yang Jangan dianggap sama karena memang zaman dahulu berlebihan dan semoga zaman sekarang enggak ada berlebihan orang² yang ta’asub dengan mazhab tertentu sampai masing² dari mereka mengharamkan orang² yang ada di Mazhabnya untuk menikah dengan madzhab yang lain, seorang yang bermazhab Abu Hanifah tidak mau menikah dengan seorang yang bermazhab Syafi’i atau misalnya laki-laki kami boleh menikah dengan wanita mereka tetapi wanita kami tidak boleh menikah dengan laki-laki mereka jadi sudah bermuamalah Dengan orang lain mazhab itu seperti belum muamalah dengan ahli kitab nah ini sangat sangat berlebihan dan tercela yang demikian Al Imam Ath Thahawi rahimahullah bukan orang yang banyak melakukan rihlah, beliau tidak meninggalkan Mesir kecuali dalam satu kesempatan pernah menjadi utusan seorang penguasa Mesir yaitu Ahmad bin ulum diutus ke Syam karena satu sebab sehingga beberapa waktu tinggal di sana Dan mungkin sebabnya adalah karena memang mesir ini adalah sebuah daerah yang sudah penuh dengan ulama, mau muhadits ,mau ahli bahasa maupun mufasir, Ahlu fiqh sudah kenyang/ sudah banyak ulama yang ada di sana ketika beliau diutus ke Syam disitulah beliau mengambil kesempatan untuk belajar dari ulama² yang mereka tinggal di sana.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

Tidak ada komentar:

Posting Komentar