Asilidae atau "lalat perampok" (robber fly) adalah famili lalat predator yang dikenal akan sifatnya yang agresif. Lalat dalam famili ini biasanya memakan serangga lain dan menyergap mangsanya secara diam-diam.
Asilidae adalah famili dalam ordo Diptera. Famili ini mulai diklasifikasikan pada 1802 oleh Latreille. Asilidae bersama dengan Bombyliidae dan Therevidae adalah famili yang mewakili sebagian besar anggota superfamili Asiloidea.
Lalat Asilidae memiliki kaki yang kuat serta berduri, dan mereka memiliki tiga mata tunggal (ocelli) dalam suatu lekukan khusus di atas kepala mereka di antara dua mata majemuk besar. Mereka juga nmemiliki bulu-bulu kaku yang rapat di wajah yang disebut mystax, suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani mystakos yang artinya "kumis" atau "bibir atas". Mystax diduga merupakan upaya perlindungan bagi kepala dan wajah ketika lalat menangani mangsa; beberapa Asilidae memangsa spesies-spesies tangguh termasuk Hymenoptera penyengat, belalang yang kuat, capung, dan bahkan Asilidae lain, dalam kenyataannya semua spesies yang ukurannya sesuai.
Beberapa Asilidae mengkhususkan diri dalam memangsa spesies yang lebih kecil.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Diantara guru² Al Imam Ath Thahawi rahimahullah adalah Al Imam Ismail Ibnu Yahya Al Muzani Sebagaimana telah berlalu Al Imam Al Muzani, disana ada Ahmad bin Abi imran Al Baghdadi meninggal pada tahun 280 Hijriyah, Abu Khozim Abu Hamid Ibnu Abdul Aziz Al Baghdadi meninggal pada tahun 292 ketika beliau seperti ini mereka yang saat itu yaitu Al Imam Ath Thahawi berada di Syam setelah beliau bertemu dengan orang² Baghdad untuk mengambil kesempatan untuk mengambil ilmu dari mereka.
Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr Al Khurasany
Demikian pula Abu Bakrah Ibnu Khutaibah Abu Ubaid Ali Ibnu Husain Ibnu Harbawaih diantara guru beliau adalah Al Imam An Nasaii yang menulis sunan an Nasaii, Yunus Ibnu Abi A’la Al Mushlih Ar Robi Ibnu Sulaiman murid dari Al Imam Syafi’i, Abu Zurah Abdurrahman bin Amr ad Dimasky seorang muhadits kemudian anak dari Al Imam Abu Dawud Abu Bakar bin Abu Dawud itu diantara guru² beliau& lebih banyak dari.
Adapun murid-muridnya maka yang datang kepada Imam Ath Thahawi rahimahullah juga banyak dan mereka bukan orang² biasa banyak diantara mereka adalah ulama² yang masyhur contoh misalnya Ath Thobroni yang memiliki Al Mu’jam Al Kabir, di sana ada Abu Ahmad Abdullah bin Ali seorang ulama yang menulis kitab tentang orang² dhuafa / orang-orang yang lemah kemudian disana ada Al hafiz Muhammad Ibnu Mudzofar Al Baghdadi ada maslamah Ibnu Qosim Al Qurthubi dan selain mereka diantara murid² beliau yang telah belajar dengan al-imam Ath Thahawi rahimahullah. Diantara ucapan ulama tentang Al Imam Ath Thahawi,
Ibnu Yunus Beliau mengatakan,
كان ثقة وثبتا فقيها عاقلا لم يخالف مثله
beliau adalah orang yang tsiqoh yg Tsabit dan kata Tsabit ini menunjukkan tentang kekuatan hafalannya, orang yang faqih, bukan hanya kuat hafalannya tapi juga orang yang faqih, orang yang berakal tidak meninggalkan orang yang semisal dengan beliau maksudnya tidak datang setelah beliau orang yang semisal dengan beliau ini nukilan² tentang pujian kepada beliau rahimahullah dan ini menunjukkan tentang keutamaan Al Imam Ath Thahawi rahimahullah dan tsiqoh nya beliau sehingga banyak ulama² yang mereka memuji Al Imam Ath Thahawi.
Maslamah Ibnu Qosim Beliau mengatakan
وكان ثقة ثبتا جليل القدر فقيه البدن عالما باختلاف العلماء و سيرا بالتصنيف
Orang yang tsiqoh Tsabit kedudukannya tinggi, orang yang faqih, orang yang berilmu tentang perbedaan pendapat diantara para ulama dan orang yang pandai menulis.
Ibnu Nazim beliau mengatakan
وكان أوحد زمانني علما وزهدا
Beliau adalah satu-satunya orang di zaman beliau yang memiliki ilmu dan zuhud.
Terkadang dalam pujian mereka ada sedikit mubalagoh kita memahami bahwasanya tentunya yang punya ilmu bukan hanya beliau, yang zuhud bukan hanya beliau, ini menunjukkan bahwasanya beliau selain orang yang berilmu Beliau juga orang yang zuhudz zuhud terhadap dunia dan zuhud bukan berarti orang miskin orang yang zuhud ini adalah orang yang mungkin dia punya harta di tangannya tapi tidak masuk ke dalam hatinya punya harta tapi tidak memandang bahwa harta itu adalah segala-galanya, ilmu itulah yang lebih utama Al Imam Sam’ani Beliau mengatakan
كان إمام ثقة ثبتا فقيها عالما لم يخالف مثله
Ini diucapkan oleh ulama yang lain.
Ibnu Atsir Beliau mengatakan
كان إمام فقيها من الحنفيين وكان ثقة ثبتا الإمام الذهبي الإمام العلامة الحافظ الكبير المحدث الديار المصرية وفقيهها
Seorang Imam allamah yang sangat berilmu seorang hafidz yang besar beliau adalah seorang muhadits bukan hanya sekedar faqih muhadits negeri Mesir dan orang yang faqih kemudian beliau mengatakan
ومن نظر في تواليف هذا الإمام علم محله من العلم وسعة معالف
Barangsiapa yang melihat pada karangan² Imam ini maka dia akan mengetahui tentang kedudukan beliau didalam masalah ilmu. Kalau kita mau membaca tentang karangan² beliau tahu bagaimana kedudukan para ulama dan luasnya keilmuan mereka ini juga di antara faedah membaca menjadikan seseorang tawadhu mengetahui ternyata banyak orang-orang yang berilmu yang sangat luas keilmuannya daripada kita.
Ibnu Katsir rahimahullah Beliau mengatakan
الفقيه الحنفي صاحب التصانيف مفيدة والفوائد الغزيرة وهو أحد الثقات الأثبات والحفاظ الجهابذة
Beliau adalah seorang ahli fiqh yang bermazhab Hanafi yang memiliki karangan² yang bermanfaat dan faedah-faedah yang banyak dan beliau adalah salah seorang tsiqoh yang kuat hafalannya dan seorang hafidz.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Ath Thahawi rahimahullah ketika beliau berumur 20 tahun, kita bisa membayangkan kalau belajar dari Imam Al Muzani, ibunya juga sering mendatang Imam Syafi’i maka berarti beliau awalnya ini berada di atas mazhab Al Imam Syafi’i karena biasanya demikian kalau hidup di daerah yang disitu kebanyakan adalah ulama Syafi’i maka biasanya yang berkembang di atas mazhab tersebut sampai sekarang ya dikenal dengan Syafi’iyah, demikian pula negara kita, ketika beliau berumur 20 tahun dan ini adalah waktu yang masih muda ternyata beliau berpindah ke mazhab Abi Hanifah padahal umurnya baru 20 tahun dan sebab berpindahnya bukan karena Ta’asof atau fanatik seperti yang dilakukan oleh kebanyakan dari orang² yang mengaku dia bermazhab.
Diantara sebab beliau berpindah tentunya secara umum, Karena itulah yang menjadi batas keilmuaan beliau artinya setelah beliau membaca mempelajari dan seterusnya Maka menurut beliau dengan ikhtiar beliau beliau menganggap bahwasanya mazhab Al Imam Abu Hanifah ini lebih dekat bukan karena taasub, bukan karena meyakini bahwasanya mazhab Abu Hanifah seluruhnya adalah hak dari awal sampai sementara yang lain adalah bathil, ini tidak dipahami oleh para aimmah yang mereka mempelajari agama dengan baik dan juga benar dari seluruh Madzhab.
Imam yang benar² imam dan ulama yang benar² ulama disebutkan bahwasanya di antara yang menjadikan beliau atau menguatkan beliau untuk berpindah ke mazhab Abu Hanifah beliau sering melihat pamannya yaitu al- Muzani ini sering membaca kitab² Abu Hanif, padahal beliau adalah murid besarnya atau murid seniornya Al Imam Syafi’i.
Ada seseorang yang pernah bertanya kepada Imam Ath Thahawi
لما خالفت مذهب خالك واخترت مذهب أبي حنيفة
kenapa engkau memiliki mazhab Pamanmu Kemudian engkau memiliki mazhab Abu Hanifah?
Kemudian beliau mengatakan,
لأني كنت أرى خالي يديم النظر في كتب أبي حنيفة فلذلك انتقلت إليه
Karena aku dulu melihat pamanku sering membaca kitab² Abu Hanifah oleh karena itu aku berpindah.
Karena melihat pamannya padahal beliau adalah Syafi’i Mazhab Syafi’i ternyata dia membaca kitab² Abu Hanifah ini adalah sebabnya dan ini menunjukkan bahwasanya para ulama meskipun mereka berada di atas mazhab tertentu bukan berarti kemudian mereka tidak membaca kitab² dari mazhab lain misalnya Syafi’i dia tidak mau membaca Al Mughni seorang Syafi’i tidak mau membaca Umdathul fiqh atau sebaliknya, seorang Hambali tidak membaca Al Majmu ini tidak benar, yang demikian adalah termasuk fanatik yang tercela mereka saling mengambil faedah Al Imam Al Muzani ketika beliau membaca kitab² Abu Hanifah mengambil faedah karena kebenaran itu adalah,
ضالة المؤمن حيث وجدها أخذها
Yang namanya kebenaran itu adalah hak dari Rabb, kalau dia mendapatkannya diambil tidak menghalangi Al Imam al-Muzani rahimahullah untuk membaca kitab² yang lain meskipun tidak dikarang oleh para ulama Mazhab Syafi’i dan ini di sana dahulu di Mesir dan mungkin sampai sekarang Allāhualam mazhab ini berkembang Mazhab Syafi’i dengan mazhab Abu Hanifah dan yang seperti ini bukan hanya terjadi pada Al Imam Ath Thahawi rahimahullah, ya tapi juga ada ulama² yang lain yang seperti itu dan itu sesuatu yang biasa ini bukan murtad yang Jangan dianggap sama karena memang zaman dahulu berlebihan dan semoga zaman sekarang enggak ada berlebihan orang² yang ta’asub dengan mazhab tertentu sampai masing² dari mereka mengharamkan orang² yang ada di Mazhabnya untuk menikah dengan madzhab yang lain, seorang yang bermazhab Abu Hanifah tidak mau menikah dengan seorang yang bermazhab Syafi’i atau misalnya laki-laki kami boleh menikah dengan wanita mereka tetapi wanita kami tidak boleh menikah dengan laki-laki mereka jadi sudah bermuamalah Dengan orang lain mazhab itu seperti belum muamalah dengan ahli kitab nah ini sangat sangat berlebihan dan tercela yang demikian Al Imam Ath Thahawi rahimahullah bukan orang yang banyak melakukan rihlah, beliau tidak meninggalkan Mesir kecuali dalam satu kesempatan pernah menjadi utusan seorang penguasa Mesir yaitu Ahmad bin ulum diutus ke Syam karena satu sebab sehingga beberapa waktu tinggal di sana Dan mungkin sebabnya adalah karena memang mesir ini adalah sebuah daerah yang sudah penuh dengan ulama, mau muhadits ,mau ahli bahasa maupun mufasir, Ahlu fiqh sudah kenyang/ sudah banyak ulama yang ada di sana ketika beliau diutus ke Syam disitulah beliau mengambil kesempatan untuk belajar dari ulama² yang mereka tinggal di sana.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Biografi Al Imam Ath Thahawi rahimahullah beliau adalah Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Salamah bin Abdil Malik al-Azdy Al- Hazri al-Mishri ath-Thahawi .
Ath-Thahawi ini adalah penisbatan kepada Thoha sebuah daerah di As Said yang terletak di Mesir di sana ada sebuah daerah namanya Toha orang yang menisbahkan diri kepada daerah tersebut dinamakan dengan ath Thahawi berarti dia di Mesir Adapun Al Azdi maka ini nama sebuah kabilah di antara kabilah-kabilah Arab berarti beliau orang Arab jadi dalam penyebutan nama biasanya disebutkan nisbah kepada tempatnya dan juga nisbah kepada kabilahnya misalnya seseorang Jawawi Al Kalimantan dia orang Jawa tapi tinggalnya di Kalimantan.
ini Al Azdi asalnya dari Thaha Al Azdi Ath thahawi, Al Hazri ini termasuk Qobilah kecil diantara Qobilah² Al-Hazr ini besarnya di bawahnya masih ada cabang² di antaranya adalah Al-Hazri menisbahkan diri mereka kepada Al hajr Ibnu jazilah. Al Imam Ath Thahawi rahimahullah dilahirkan pada tahun 239, kalau kita melihat biografi para imam² yang mereka adalah Ashabul kutubus Sittah seperti Imam Bukhari, Imam muslim, maka mereka hidup disekitar … Imam al-Bukhari meninggal pada tahun 256, Al imam muslim setelahnya beberapa tokoh berarti Al Imam Ath Thahawi rahimahullah hidup di zaman para Imam², kemudian meninggalnya beliau pada tahun 321 jadi umurnya 61 + 21 yaitu 82 Tahun.
Al Imam Ath Thahawi rahimahullah beliau lahir dan berkembang di tengah² keluarga orang² yang berilmu tentunya beda biasanya antara orang yang tinggal disebuah keluarga yang memang mereka memperhatikan ilmu dengan keluarga yang tidak demikian keadaannya, bapak beliau adalah termasuk ulama yaitu Muhammad Ibnu Salamah termasuk Orang yang ahli dalam masalah syair-syair kemudian ibunya ini termasuk orang yang cinta ilmu juga karena ternyata ibunya ini termasuk seorang wanita yang sering menghadiri majelisnya Al Imam Syafi’i berarti bisa diambil kesimpulan biasanya wanita sejak zaman dulu juga Mereka ada di antara mereka yang mengambil majelis² ilmunya para Imam² bukan hanya laki-laki saja meskipun kebanyakan adalah rijal kebanyakan adalah laki-laki tapi ada di sana wanita² yang mereka mendatangi majelis² karena memang majelis ilmu bukan hanya untuk laki² saja tapi untuk baik laki² maupun wanita
Barangsiapa yang mencarinya maka dia telah mencari bagian yang banyak.
Dan kita tahu bahwasanya Ibu kita Aisyah radhiyallahu taala anha beliau adalah termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah, berarti bapak ibu beliau adalah orang yang punya perhatian tentang masalah sehingga tentunya didikannya lain karena bapak ibu yang mengetahui tentang pentingnya ilmu agama, pentingnya menghafal Alquran, penting yang menghadiri majelis ilmu, tentunya berbeda dengan orang tua yang perhatian besar mereka adalah selain ilmu pengaruh orang tua ini sangat besar makanya Nabi ﷺ berkata:
Setiap anak itu dilahirkan di atas fitrah maka kedua orang tuanya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau menjadikan dia majusi .
Namun ini bukan berarti bahwa orang yang lahir di tengah² keluarga yang bukan ahlul atau tidak perhatian dengan ilmu kemudian dia mahrum tidak mungkin dia menjadi ahli ilm, tidak kita katakan memang pengaruhnya besar cuma itu bukan syarat kalau kita lihat biografi ulama-ulama yang lain tidak semuanya keluarga mereka adalah keluarga orang yang berilmu bahkan para shahabat radhiyallahu taala anhum terkadang orang tuanya masih sesat, anaknya masih Islam tapi orang tuanya masih dalam keadaan kafir.
Kemudian Paman dari Al Imam Ath Thahawi Paman dari pihak ibu jadi kalau ibunya tadi adalah termasuk yang sering menghadiri majelis Al Imam Syafi’i maka Paman beliau dari pihak ibu adalah Al Imam al-muzani, siapa Al Imam al-muzani? ini adalah murid seniornya Imam Syafi’i dan dikatakan Dia adalah orang yang paling Fakih berarti yang paling berilmu di antara murid² seniornya Imam Syafi’i adalah Al Imam al-muzam ternyata ini adalah paman dari Al Imam ath-tahawi, subhanallah pamannya, ibunya, bapaknya semuanya menyibukkan diri dengan ilmu sehingga beliau tentunya banyak mendapatkan dasar² dari ilmu agama ini dari keluarga beliau sendiri itu udah para ulama² besar mungkin setelah itu apakah beliau hanya mencukupkan diri dengan para ulama yang ada di rumahnya/keluarganya beliau seperti penuntut ilmu yang lain juga menghadiri majelis² ilmu yang diadakan di halaqah² di masjid yang ada diMesir menghafal Al-Qur’an kemudian juga mendalami ilmu fiqh dari Al Imam Al Muzani kemudian juga mendengar dari kitab Al muqtasor yang ditulis oleh Al muzani kemudian juga mendengar dari al Muzani riwayat-riwayat al-imam al Muzani dari Al Imam Syafi’i rahimahullah dan juga bertemu dengan ulama² yang sebaya atau seangkatan dengan Al Imam al-muzani.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
Kumbang adalah sekelompok serangga yang membentuk ordoColeoptera/koʊliːˈɒptərə/. Kata "coleoptera" berasal dari bahasa Yunani Kunoκολεός, koleos, dan πτερόν, pteron, yang jika keduanya disatukan berarti "sayap berselubung", karena sebagian besar kumbang memiliki dua pasang sayap.
Pasangan sayap yang berada di depan disebut elytra. Pasangan sayap ini mengeras dan menebal yang dapat melindungi pasangan sayap di belakangnya dan juga melindungi bagian belakang tubuh kumbang.
Ordo Coleoptera memiliki spesies lebih banyak daripada ordo manapun, meliputi hampir 25% dari seluruh jenis bentuk kehidupan hewan yang diketahui. Sekitar empat puluh persen dari seluruh spesies serangga yang telah terdeskripsi adalah kumbang (sekitar 400.000 spesies) dan spesies baru sering ditemukan. Famili taksonomi paling besar, Curculionidae, juga masuk dalam ordo ini.
Penyebaran kumbang sangat luas. Kumbang dapat ditemukan di semua habitat besar, kecuali di lautan dan wilayah kutub. Mereka berinteraksi dengan ekosistemnya dalam berbagai cara. Beberapa spesies kumbang adalah penghasil detritus, dengan menghancurkan jaringan hewan dan tumbuhan yang mati, memakan bangkai jenis-jenis tertentu, dan memakan sampah. Beberapa spesies memakan jamur. Beberapa spesies adalah pemakan bunga dan buah. Ada juga spesies yang merupakan parasit atau parasitoid. Beberapa spesies lainnya adalah pemangsa atau predator bagi invertebrata lain. Banyak spesies kumbang predator ini yang penting sebagai pengendali hama pertanian. Contohnya, kumbang dalam famili Coccinellidae yang memangsa aphid, serangga sisik, thrips, dan serangga pengisap tanaman lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan hasil tanaman.
Sebaliknya, beberapa spesies kumbang adalah mangsa bagi berbagai hewan invertebrata dan vertebrata, termasuk serangga, ikan, reptil, burung, dan mamalia. Kumbang umumnya bukan hama yang serius, tetapi mereka termasuk hama pertanian dan industri, seperti kumbang kentang ColoradoLeptinotarsa decemlineata, kumbang kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang kacang tunggak Callosobruchus maculatus. Termasuk juga kumbang death-watch, larvanya dapat menyebabkan kerusakan serius pada bangunan dengan cara menggerogoti kayu.
Spesies dalam ordo Coleoptera umumnya ditandai dengan adanya eksoskeleton dan sayap depan yang keras (elytra). Elytra ini membedakan kumbang dari kebanyakan spesies serangga lainnya, kecuali beberapa spesies Hemiptera. Eksoskeleton kumbang terdiri atas banyak piring yang disebut sklerit, dipisahkan oleh jahitan tipis. Desain ini menciptakan pertahanan kumbang sambil mempertahankan fleksibilitas. Anatomi umum kumbang cukup seragam, meskipun organ dan pelengkap tertentu dapat sangat bervariasi dalam penampilan dan fungsi di antara banyak famili dalam ordo ini. Seperti semua serangga, tubuh kumbang dibagi menjadi tiga bagian: kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen).
Innal hamda lillahi, nahmaduhu wa
nasta’inuhu wa nastaghfiruhu.Sungguh
segala puji hanyalah milik Allah, dan kita senantiasa memuja dan memuji-Nya,
memohon pertolongan hanya kepada-Nya dan memohon ampun atas dosa-dosa
yang kita lakukan. Wa na’udzubillahi min suruuri anfusinaa wa
min sayyi’ati a’malina. Dan kita berlindung kepada Allah Tabaroka Ta'alladari kejahatan jiwa kita dan keburukan amal perbuatan kita yang kita sendiri tak pernah tahu akibat daripadanya. Man yahdihillahu fa laa yudhillalahu ma wan
yudhlil fa laa haadiyalahu.
Barangsiapa
dikarunikan petunjuk Allah Subhanallahu Wata'alla maka tidak ada satu orang
pun manusia yang dapat menyesatkan dia, beribu preman datang untuk
menyesatkan dan memindahkan langkahnya dari jalan kebenaran maka sedikitpun langkahnya
tidak akan tergerakkan, kecuali bila Allah mengijinkannya. Dan sebaliknya
barangsiapa yang tersesat dalam kehidupan ini, maka tidak ada satu pun
manusia yang dapat mengembalikan dia kepada hidayah kecuali Allah
Ta'alla.
Oleh sebab itu dalam setiap shalat kita, kita senantiasa memohon kepada Allah Tabaroka Wata'alla dengan mengucapkan اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ tunjukkan kepada kami ya Allah bimbinglah kami kepada jalan yang lurus.
Karna
kita memang tak pernah tahu, apakah kini tatkala kita sedang dalam
kondisi iman yang baik sementara nanti sore, sebagian dari kita sudah
tidak lagi beriman. Oleh karena itu, ingatlah sabda Rasulullah -صلى الله عليه وسلم :
Bersegeralah kalian untuk beramal, sebelum datang fitnah-fitnah yang
seperti potongan gelapnya malam. (karena dahsyatnya fitnah tersebut)
sehingga di pagi hari seorang itu mukmin, dan di sore harinya sudah
kafir. Dan (adapula) yang di sore hari dia mukmin, lalu di pagi harinya
dia kafir....... (HR. Muslim no. 328 dari Abu Hurairah) Oleh karena itu marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di tetapkan dalam agama-Nya. Asyhadu anla ilaaha illAllah wah dahu lasyarikallah Wa asyhadu anna
muhammadan abduhu wa Rasuulullah
Aku bersaksi bahwasanya tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar kecuali Allah dan tidak ada yang pantas mendapatkan pengabdian kita
tiada yang layak mendengar do'a dan rintihan kita selain Allah عزّوجلّ semata,
Dia Yang Esa dan sungguh tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan
Rasul-Nya, yang diutus ke muka bumi ini untuk menancapkan pilar-pilar
Tauhid dan mengajarkan kepada umat syariat Allah. Semoga shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada beliau Nabi Shalallahu
‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat kelak.
Kurang lebih 1436 tahun yang laluterjadi suatu peristiwa besar yang selalu diingat oleh setiap kaum muslim, yaitu peristiwa hijrahnya nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم . Dan rangkaian peristiwa itu dimulai 13 tahun sebelumnya, yaitu saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم pertama kali menerima wahyu ketika sedang berkhalwat (menyepi) di gua Hira'. Ketika
pertama kali beliau mendapatkan wahyu tersebut, betapa gelisah, cemas
dan khawatir hati beliau sehingga seluruh tubuhnya gemetar maka
segeralah pulang kepada istri beliau Khadijah binti khuwailid
lalu dikatakannya, "selimuti aku.....lekaslah selimuti aku" demi
menyaksikan keadaan yang demikian, beliau Rhadiyallahu 'anha begitu
khawatir dan segera menyelimuti beliau.
Manakala sudah tenang, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun mulai bercerita
bagaimana malam ketika peristiwa itu terjadi beliau melihat cahaya
seterang cahaya shubuh dan nampak seseorang yang belum pernah dikenalnya
berkata
أبشر يا محمد, أنا جبريل, و أنت رسول الله إلى هذه الأمة
“Gembiralah, ya Muhammad, Saya Jibril dan
engkau adalah rasul Allah kepada umat ini.“
Kemudian Jibril mengatakan
اقرأ
"Bacalah !"
Nabi pun menjawab
ما أنا بقارئ
"Saya tidak bisa membaca."
Orang itu yang tak lain adalah jelmaan jibril kemudian memegang beliau dan
memeluknya sekeras-kerasnya sambil berkata seperti sebelumnya dan dijawab
oleh beliau dengan jawaban yang sama, hal ini pun berlaku beberapa kali. Setelah pelukan yang ketiga atau yang ke sekian, Jibril berkata:
. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
. خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
telah menciptakan, yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah
dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah mengajar (manusia) dengan perantaraan
pena. Dia mengajarkan manusia apa yang ia tidak tahu.“
Setelah menceritakan hal tersebut Rasulullah berkata kepada Khadijah "aku takut akan terjadi sesuatu padaku." Maka
Khadijah menjawab. “Demi Allah, tidak akan terjadi apa-apa. Allah
tidak akan membuatmu hina, karena engkau adalah yang selalu menyambung
silaturahim, engkau suka berderma menolong fakir miskin, menghormati
tamu dan membantu
orang-orang yang tertimpa musibah serta selalu menegakkan kebenaran”.
Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza, kemudian beliau berkata kepada
Waraqah,
"wahai anak pamanku. Dengarkan kabar dari anak saudaramu ini."
Waraqah bertanya kepada Nabi, "Wahai anak saudaraku. Apa yang terjadi
atas dirimu?"
Nabi kemudian menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah
dialaminya. Waraqah lalu berkata, "Inilah Namus(wahyu/jibril), sebagaimana yang pernah diutus Allah
kepada Nabi Musa."
Kemudian Waraqah membuat pernyataan " Duhai demi Allah, seandainya aku masih muda ketika kamu diusir oleh
kaummu, maka aku akan sekuat-kuatnya membelamu secara mati-matian "
Nabipun tersentak dan bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?"
Waraqah
menjawab, "Ya, betul. Belum ada seorang pun yang diberi wahyu seperti
engkau yang tidak dimusuhi dan di sakiti orang"
[Hadits ke - 3 dari Shahih Bukhari (صحيح البخارى), dalam kitab Bad’il Wahyi (كتاب بدء الوحى) (Permulaan Turunnya Wahyu)]
Dalam hadits diatas Waraqah memberi kesaksian bahwa yang datang
kepada Nabi adalah wahyu. Melalui Namus (malaikat), sebagaimana telah
datang kepada Musa sebelumnya. Dalam kesempatan lain Waraqah juga
mengatakan "Namus Isa" kepada Khadijah. Dan keduanya adalah benar. Ini
juga menjadi bukti bahwa kerasulan Muhammad telah ada dalam kitab suci
sebelumnya sehingga seorang ahli kitab seperti Waraqah yang tidak hanya baik akhlaknya tetapi juga alim bisa mengetahui
tanda-tandanya.
Lalu Waraqah menambahkan keterangan bahwa salah satu resiko kenabian
adalah permusuhan dan pengusiran dari kaumnya. Kelak apa yang
disampaikan waraqah ini benar-benar terbukti, yaitu sebagai awal sebab hijrahnya Nabi. Namun keinginan Waraqah
untuk menolong Nabi tidak bisa dipenuhi sebab tidak berapa lama setelah
itu beliau meninggal dunia.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥✽✽♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Sebagaimana yang disampaikan oleh Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza maka benar adanya, bahwa dalam perjalanan dakwah terbuka beliau صلى الله عليه وسلم sungguh mendapat rintangan dan tantangan yang besar dari penduduk Mekkah dan akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم beserta para sahabat melakukan hijrah ke Madinah. Sebab dipilihnya Madinah sebagai tujuan Hijrah tak lain adalah wahyu Allah عزّوجلّ sebagaimana tertera dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا
نَخْلٌ فَذَهَبَ وَهَلِي إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرُ فَإِذَا
هِيَ الْمَدِينَةُ يَثْرِبُ
Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat yang
ada pohon kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr
(Ahsâ`), (namun) ternyata daerah itu adalah Yatsrib(nama asli kota Madinah). { HR al-Bukhâri/al-Fath (7/226) dan Imam Muslim (4/1779). Lihat as-Siratun-Nabawiyatush-Shahîhah, hlm. 201}
Keadaan ini (Hijrahnya kaum muslimin) sangat menyakitkan hati kaum kafir Quraisy. Sehingga mendorong
mereka melakukan berbagai upaya untuk menghalangi kaum muslimin hijrah.
Misalnya dengan menahan harta kaum muslimin dan melarang membawanya.
Terkadang dengan menahan dan mengurung sebagian anggota keluarga kaum
muslimin. Disamping itu, mereka juga melakukan supaya kaum muslimin yang
sudah berada di Madinah kembali ke Makkah.
Namun upaya kaum kafir Quraisy ini tidak membuat kaum muslimin bergeming
dari niat semula. Mereka benar-benar sudah siap berpisah dengan harta
benda miliknya, keluarganya, dan kenikmatan dunia dan penghidupan
lainnya yang telah mereka peroleh di Makkah, demi menyambut panggilan
aqidah. Bahkan mereka mengadakan sayembara, yaitu barangsiapa dapat membawa kembali Nabi صلى الله عليه وسلم hidup ataupun mati akan mendapat hadiah 100 ekor unta. Dan benar, maka ada satu orang yang berhasil mengejar nabi, dia adalah Suroqoh bin Malik, namun setiap kali mendekat maka Soroqoh terpelanting bersama kudanya, dan ini terjadi sampai tiga kali hingga akhirnya Suroqoh bin Malik menyerah dan berkata "amn...aman..." kemudian beliau menyatakan keimanannya dan masuk Islam. Demikianlah hijrah ini menjadi pijakan pertama berkibarnya
panji tauhid.