Selasa, 27 Mei 2014

Hadiah (kado) memperingati (isro' Mi'roj) >> Ujian Keimanan

 

 

<< Isra Mi'raj merupakan ujian keimanan bagi manusia >>

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma tentang firman-Nya Ta'ala:
"Dan Kami tidak menjadikan penglihatan yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia" (al-Isra', 17: 60).
Ia berkata: Itu adalah dengan mata yang telah dilihat Rasulullah SAW pada malam beliau diisra'kan ke Bait al-Maqdis.
 Ia berkata: "dan pohon kayu yang terkutuk dalam Al-Qur'an",
ia berkata: Itu adalah Pohon Zaqqum.

HR al-Bukhari (3888), Kitab Manaqib, Bab Mi'raj.

Ketika Beliau SAW menceritakan Isra Mi'raj dan melihat gambaran Baitul Maqdis

Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika malam aku diisra'kan dan subuhnya aku telah sampai di Makkah, aku mengkhawatirkan urusanku, dan aku tahu bahwasanya manusia akan mendustakanku. Kemudian aku duduk bersedih hati.
Ia (Ibnu Abbas) berkata: Kemudian melintaslah musuh Allah, Abu Jahl. Dia datang sehingga duduk di dekat beliau, kemudian berkata kepada beliau: Kamu tampak bersedih, apakah ada sesuatu?
Rasulullah SAW pun menjawab: Ya.
Dia berkata: Apa itu?
Beliau menjawab: Sesungguhnya aku diisra'kan malam tadi.
Dia berkata: Ke mana?
Beliau menjawab: Ke Bait al-Maqdis.
Dia bertanya: Kemudian engkau subuh sudah ada di hadapan kami (di Makkah ini)?
Beliau jawab: Ya.
Ia (Ibnu Abbas) berkata: Namun dia tidak menampakkan sikap bahwa dia mendustakannya karena takut beliau tidak mau menceritakan hal itu lagi jika kaumnya dipanggilkannya.
Dia (Abu Jahl) berkata: Tahukah engkau, jika engkau hendak mendakwahi kaummu, kau harus kisahi mereka apa yang barusan kau ceritakan padaku.
Rasulullah SAW pun menjawab: Ya.
Kemudian dia berseru: Kemarilah wahai penduduk Bani Ka'ab bin Lu`ai!

Lalu mereka berkumpul kepadanya datang sampai duduk mengelilingi keduanya.
Dia (Abu Jahl) berkata: Kisahi kaummu apa yang telah engkau kisahkan kepadaku.
Rasulullah SAW pun berkata: Sesungguhnya malam tadi aku diisra'kan.
Mereka bertanya: Ke mana?
Kujawab: Ke Bait al-Maqdis.
Mereka bertanya: Kemudian subuh engkau berada di depan kami.
Beliau menjawab: Ya.

Ia (Ibnu Abbas) berkata: Maka ada yang bersorak dan ada yang meletakkan tangannya di atas kepala heran atas kebohongan itu (menurut mereka).
Mereka berkata: Dan apakah engkau dapat menyifatkan kepada kami masjid itu?
Dan di antara penduduk ada yang pernah pergi ke negeri itu dan pernah melihat masjid itu.
Maka Rasulullah SAW bersabda: "Maka aku mulai menyebutkan ciri-cirinya dan tidaklah aku berhenti menyifatkan sehingga aku lupa beberapa cirinya."
Beliau bersabda: "Lantas didatangkanlah masjid sampai diletakkan tanpa kesamaran sehingga aku dapat melihat(nya).
Maka aku menyifatkannya dengan melihat hal itu."
Ia berkata: Dan sampai ini, ada sifat yang tidak aku hafal.
Ia (Ibnu Abbas) berkata:
Kemudian ada kaum yang berkata: "Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar."

HR Ahmad (2680). Disahkan al-Albani dalam ash-Shahihah (VII: 3021).
Dan ketika subuhnya orang-orang membicarakan hal itu. Maka ada sebagian orang murtad dari yang awalnya beriman dan membenarkan beliau. Mereka memberitahukan hal itu kepada Abu Bakar radhiya`llahu anhu. 
Mereka bertanya: "Apa pendapatmu tentang sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisrakan malam tadi ke Baitul Maqdis?" 
Dia (Abu Bakar) menjawab: "Apakah ia berkata demikian?" 
Mereka berkata: Ya. 
Dia menjawab: "Jika ia mengatakan itu, maka sungguh ia telah (berkata) jujur." 
Mereka berkata: "Apakah engkau membenarkannya bahwasanya dia pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang sebelum subuh?" 
Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan) yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit (yang datang) di waktu pagi maupun sore." 
Maka karena hal itulah, Abu Bakar diberi nama ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).
HR al-Hakim dari Aisyah radhiyallahu anha. Shahih lighairih menurut al-Albani dalam ash-Shahihah (I: 306).

Peristiwa ketika Isra

Saat sebelum perjalanan

Qatadah: Telah mengisahi kami Anas bin Malik, dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu anhuma, ia telah berkata:
Telah bersabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Ketika aku di al-Bait (yaitu Baitullah atau Ka'bah) antara tidur dan jaga", kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di antara dua orang lelaki. "Lalu didatangkan kepadaku bejana dari emas yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan keimanan. Kemudian aku dibedah dari tenggorokan hingga perut bagian bawah. Lalu perutku dibasuh dengan Air Zam Zam, kemudian diisi dengan kebijaksanaan (hikmah) dan keimanan. Dan didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu Buraq.

HR al-Bukhari (3207). Hadits ini akan dilanjutkan pada bagian Langit Ke-1.
Ketika Isra'
 
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: 
Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika aku diisra`kan, aku bertemu Musa. 
Dia (Abu Hurairah) berkata: Kemudian beliau menyifatkannya. Dia adalah lelaki, aku mengira beliau bersabda: Kurus, agak tinggi. Rambutnya ikal, seakan-akan dari suku Syanu'ah. 
Beliau bersabda: Dan aku bertemu 'Isa. Dia berkata: Kemudian beliau menyifatkannya. Beliau bersabda: Tingginya sedang, berkulit kemerahan, seperti baru keluar dari Dimas, yaitu pemandian. 
Dan aku telah melihat Ibrahim. Beliau bersabda: Dan aku adalah keturunannya yang paling mirip dengannya. 
Beliau bersabda: Dan disodorkan kepadaku dua gelas minuman. Salah satunya susu, dan yang lain khamr. 
Kemudian dikatakan kepadaku: Ambillah yang mana dari keduanya yang engkau kehendaki! Akupun mengambil susu, kemudian meminumnya. 
Lalu dikatakan kepadaku: "Engkau telah ditunjuki kepada fitrah" atau "Engkau telah menepati fitrah. Adapun sungguh seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu."

HR at-Tirmidzi (3130), Kitab Tafsir al-Qur`an dari Rasulullah, Bab Dan Dari Surah Bani Isra`il. Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shahih."

 

 

Peristiwa ketika Mi'raj

Langit Ke-1 (ar-Rafii'ah): Adam

Akupun pergi bersama Jibril hingga kami mendatangi Langit Dunia.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Begitu menjumpai Adam, aku memberinya salam.
Diapun berkata: "Selamat datang untukmu wahai anak dan nabi!".

Langit Ke-2 (al-Maa'uun): Isa dan Yahya

Kemudian kami mendatangi Langit Kedua.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Ketika menjumpai Isa dan Yahya, keduanya berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".

Langit Ke-3 (al-Maziinah): Yusuf

Lalu kami mendatangi Langit Ketiga.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba". Saat menjumpai Yusuf, aku memberinya salam.
Dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".

Langit Ke-4 (az-Zahirah): Idris

Lantas kami mendatangi Langit Keempat.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah tiba".
Tatkala menjumpai Idris, aku memberinya salam.
Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".

Langit Ke-5 (al-Muniirah): Harun

Kemudian kami mendatangi Langit Kelima.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Saat kami menjumpai Harun, aku memberinya salam.
Diapun menjawab: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".

Langit Ke-6 (al-Khaliishah): Musa

Lantas kami mendatangi Langit Keenam.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Dikatakan: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya? Selamat datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah tiba."
Ketika menjumpai Musa, aku memberinya salam.
Diapun dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Tatkala aku berlalu, dia menangis sehingga ditanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?".
Dia menjawab: "Wahai Tuhan, (yang menyebabkanku menangis yaitu) pemuda ini yang diutus sesudahku. Umatnya yang masuk surga lebih utama daripada umatku yang memasukinya."

Langit Ke-7 (al-Ajiibah): Ibrahim

Lalu kami mendatangi Langit Ketujuh.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Dikatakanlah: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya? Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba."
Saat menjumpai Ibrahim, aku memberinya salam.
Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai putra dan nabi!".

Bait al-Makmur

Tatkala dinaikkan ke Baitul Makmur, aku menanyai Jibril.
Maka ia menjawab: "Ini adalah Baitul Makmur. Setiap hari di dalamnya shalat tujuh puluh ribu (70.000) malaikat. Jika mereka telah keluar, mereka tidak akan pernah kembali lagi ke sana sampai yang terakhir dari mereka."

Peristiwa di Sidratul Muntaha

Dan aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha yang mana buahnya seperti bejana batu dan daunnya seperti telinga gajah. Pada akarnya terdapat empat sungai: dua sungai batin dan dua sungai lahir.
Begitu kutanyai Jibril, ia menjawab: "Adapun dua yang batin (tidak tampak dari dunia) berada di surga, sedangkan dua yang lahir (tampak di dunia) adalah Nil dan Eufrat." Kemudian aku diwajibkan lima puluh shalat.

HR al-Bukhari (3207).

 

Peristiwa di Surga

Dari Anas bin Malik, dari Nabi {{{SAW}}}, beliau telah bersabda: Ketika aku jalan-jalan di Surga, aku mendekati sungai yang di kedua bantarannya terdapat kubah-kubah dari rangkaian mutiara.
Aku bertanya: "Apa ini wahai Jibril?"
Ia menjawab: "Ini adalah al-Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu."
Maka ingatlah (ketahuilah) oleh kalian bahwa tanahnya atau debunya adalah kesturi yang harum semerbak.

HR al-Bukhari (6581), Kitab Kelembutan Hati, Bab Tentang al-Kautsar.

 

Peristiwa di Neraka

Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: Ketika aku dimi'rajkan [Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi], aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka. Aku bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Ia menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan menumpuk-numpuk harta."
HR Abu Dawud (4878), Kitab Adab, Bab Tentang Ghibah. Menurut al-Albani hadits ini shahih lighairih dalam ash-Shahihah (II: 533) dan Shahih at-Targhib (III: 2839). Sebelumnya dalam Takhrij al-Misykat (III: 5046) beliau belum menetapkan derajatnya.

 

Langit Ke-6: Saran Musa

Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa yang engkau bawa?".
Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh shalat".
Ia berkata: "Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) kepada-Nya."

Sidratul Muntaha: Keringanan kewajiban shalat

Oleh karena itu aku kembali. Akupun meminta (keringanan) kepada-Nya sehingga Dia menjadikannya empat puluh.

Langit Ke-6, Sidrat al-Muntaha

Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima.

Langit Ke-6: Berserah diri

Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?".
Begitu kujawab: "Dia jadikan lima",
ia (masih) berkata seperti tadi.
Maka aku katakan: "Aku berserah diri dengan baik",
sehingga diserukanlah: "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku, dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya."

HR al-Bukhari (3207) dengan redaksi sebagaimana telah dikemukakan panjang lebar, an-Nasai (448), dan Ahmad (17378 & 17381).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar