Moh. Eko Subekti bin Sujitno bin Darmo Soemarto bin Khasan Mubari
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد
Pujian yang tak berhingga selalu kita ucapkan untuk mengungkap rasa syukur kita kepada Allah عزّوجلّ, yang telah menjadikan nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai teladan kita dalam segala sisi kehidupan.Dalam sebuah hadits, Rasulullah -shalallahu ‘alayhi wa sallam- mewasiatkan kepada kaum lelaki, yakni
اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ
“Lembutlah kepada gelas-gelas kaca (maksudnya para wanita)”
(HR Al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326 dan ini adalah lafal An-Nasa’i)
Karena wanita itu bukan diciptakan dari baja yang bisa meleleh..........,
bukan pula dari batu yang bisa hancur berkeping-keping jadi kerikil......,
tetapi wanita diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok.............,
yang jika diubah akan patah, namun jika tidak diubah akan tetap bengkok......,
oleh karena itu Rasulullah pun tidak menyuruh lelaki untuk mengubahnya, namun Beliau berwasiat:
''JAGALAH WANITA-WANITA ITU''.
Pelan-pelan dan berlemah lembutlah pada wanita. Sehingga setelah memahami tabiatnya,kemudian memperlakukannya dengan ma'ruf, dengan sebaik-baiknya, seperti firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
QS. An-Nisaa (4) : 19
Mengenai wanita para ulama terdahulu memiliki pendapat, diantaranya :
Berkata Ibnu Hajar, “Al-Qowarir plural (kata jamak) dari singular (kata tunggal) Qoruroh yang artinya adalah kaca…
berkata Romahurmuzi, “Para wanita dikinayahkan dengan kaca karena lembutnya mereka dan lemahnya mereka yang tidak mampu untuk bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan kaca karena kelembutan, kehalusan, dan kelemahan tubuhnya”…
yang lain berkata bahwasanya para wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan” (Fathul Bari X/545)
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “…Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga di sisimu” (Asy-Syarhul Mumti’ XII/385)
Berkata Al-Qodhi ‘Iyadh, “Para wanita disamakan dengan kaca karena lemahnya hati mereka” ( Masyariqol Anwaar II/177).
Demikianlah Allah 'Azza Wa Jalla telah menciptakan wanita dengan penuh kelembutan dan kelemahan. Hati mereka lemah sehingga sangat perasa. Mudah tersinggung…namun senang dipuji. Mudah berburuk sangka…mudah cemburu…mudah menangis…demikianlah wanita.
Sikap para wanita begitu cepat berubah terhadap sikap suami mereka…terkadang hari ini ridho dengan sikap suaminya…besok hari marah dan tidak ridho…, apalagi jika sang suami melakukan kesalahan….!!!
Mengenai sikap yang demikian bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطٌ
“Seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang istri-istrimu sepanjang umurmu kemudian dia melihat suatu (yang tidak disukainya) darimu maka ia akan berkata, “Aku sama sekali tidak pernah kebaikan darimu”
(HR Al-Bukhari I/19 no 29 dan Muslim II/626 no 907)
Suatu penikahan yang merupakan suatu ibadah itu kuat sekali digoda oleh syaitan agar rumah tangganya karam.
Oleh karena itu sangat-sangat penting bagi seorang suami untuk memahami tabiat wanita.
Maka istilah sekarang "gombalan" dalam berumah tangga adakalnya bagaikan bumbu penyedap dalam masakan.
Walau kadang itu dusta, namun sesungguhnya itu adalah salah satu bentuk dusta yang diperbolehkan, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لا يصلح الكذب إلا في ثلاث: يحدث الرجل امرأته ليرضيها والكذب في الحرب والكذب ليصلح بين الناس
”Tidak dibenarkan berdusta kecuali dalam tiga hal:”Seorang laki-laki yang berbicara kepada istrinya demi menyenangkan hatinya, dusta dalam peperangan dan dusta untuk memperbaiki hubungan manusia (yang sedang berseteru).”
(HR. Tirmidzi no. 1939, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2834)
Tapi perlu digaris bawahi, bahwa kebolehan ini bukan secara mutlak, yang diperbolehkan adalah dusta yang tujuannya memperbaiki hubungan dan atau menyenangkan hati sehingga menambah keharmonisan, seperti seorang suami yang mengatakan kepada istrinya:
SATU YANG KUBENCI PADAMU TIDAK PERNAH BISA AKU MEMBENCIMU
TAHUKAH KAMU SAYANG, TUHAN SANGAT BAIK PADAKU....KARENA TELAH DIBERIKANNYA BIDADARI SURGA UNTUKKU SEBELUM WAKTUNYA, YAITU KAMU.
KAMU TAHU SAYANG MASAKANMU PANTAS NYA DISAJIKAN DI ISTANA RAJA-RAJA SAKING ENAKNYA.
TAHUKAH KAMU SAYANG - MENDENGAR ALUNAN SUARA MU SUNGGUH TERASA MENENTRAM KAN DIRI KU.
WAHAI ISTRIKU ENGKAU LAH BUNGA DI TAMAN HATI KU
BUKAN LAH AKU PENGGOMBAL CINTA NAMUN ENTAH MENGAPA SETIAP DEKAT MU KATA INDAH TENTANG MU YANG KELUAR DARI BIBIR INI
Begitu pula sebaliknya sang istri kepada suaminya.
Inilah dusta yang seharusnya dipelajari oleh para pasutri, karena di dalamnya mengandung banyak hikmah, dan inilah gombal yang kadang kala sebagian suami sulit untuk mengungkapkannya, oleh karena itu harus ada latihan.
kembali pada yang utama....
tetap berlemah lembutlah pada wanita.....terutama ratumu.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus